Daftar Blog Saya

Apa yang anda cari

Pesan Tiket Pesawat

Senin, 12 Maret 2012

Duren Kaligesing Lan Sejatining Hurip



11th January 2012 | By: Masdodi
Kita musti banyak belajar dari cara hidup masyarakat Kaligesing di musim durian.
Ketika musim durian tiba, hampir semua sudut kota Purworejo penuh dengan pedagang durian. Pemandangan ini pada prinsipnya sama dengan pemandangan daerah lain ketika musim buah-buahan tiba. Sebut saja misalnya ketika musim mangga tiba, maka daerah sepanjang Indramayu di Jawa Barat atau Probolinggo di Jawa Timur penuh dengan pedagang mangga musiman. Demikian juga di Purworejo, saat musim durian tiba, pedagang durian musiman bagaikan laron di musim hujan. Di pasar-pasar, di emper toko, di pinggir jalan, bahkan di halaman masjid, penuh dengan durian. Saat musim durian tiba, stok durian di Purworejo berlebih, dampaknya harga durian terjun bebas hingga Rp 3000 per buah.


Ada beberapa wilayah di Purworejo yang merupakan sentra perkebunan durian, seperti Loano, Gebang dan Bruno, tetapi penghasil durian terbesar di Purworejo adalah wilayah Kecamatan Kaligesing. Kaligesing adalah nama salah satu dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kecamatan dengan luas 69 km² ini memiliki jumlah penduduk sekitar 35.562 jiwa menurut data BPS tahun 2000. Kecamatan yang berada di perbukitan ini memiliki 21 desa atau kelurahan.
Kaligesing memiliki banyak keunikan. Ia bahkan lebih terkenal bila dibandingkan kecamatan lain di Purworejo. Nama Kaligesing menasional setidaknya karena beberapa hal seperti, tempat kelahiran Pahlawan Nasional WR Supratman, Kambing Ettawa, Goa Seplawan , Tari Dolalak, dan Duren Kaligesing.
Masyarakat di sekitar Purworejo sudah mafhum dengan “kehebatan” durian Kaligesing. Dulu, ketika musim liburan semester, teman saya yang kebetulan kuliah di UGM selalu main ke Kaligesing berburu durian. Pada musim durian, kota Purworejo menjadi “hidup”. Pecinta durian dari Wonosobo, Magelang, Kebumen, Jogjakarta berbondong-bondong ke Kaligesing untuk menikmati durian yang memang punya rasa khas. Bahkan, ada teman saya dari Jakarta, seorang lawyer yang rela ke Purworejo hanya untuk menyantap durian Kaligesing.
Mengapa durian Kaligesing punya daya “magis” sehingga banyak orang merindukannya? Iya, karena durian ini berbeda rasa dengan durian lain, meski sama-sama dari Purworejo. Kualitas rasa durian Kaligesing terjaga sejak zaman dulu hingga sekarang. Tak heran kalau banyak orang yang bilang ,”jangan bilang pecinta durian kalau belum makan durian Kaligesing”.
Rahasia Di Balik Rasa
Keistimewaan durian Kaligesing ada pada rasanya. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Yang jelas manis, legit, nyamleng, dan tidak bikin mual. Jika tidak ingat kolesterol, maka orang akan makan durian Kaligesing sepuasnya dan sekenyangnya sampai mblenger .
Keistimewaan ini bukan tanpa usaha. Awal Januari 2012, kebetulan ke Purworejo dan bertemu dengan teman saya yang asal usulnya dari Kaligesing. Teman saya ini sekarang tinggal di Jakarta, orang tua di Gebang. Ia memiliki silsilah dari Kaligesing. Setiap kali musim durian, keluarga yang di Gebang selalu dikirimi durian. Saya penasaran dengan kehebatan durian Kaligesing, lalu saya banyak tanya terhadap teman saya ini. Ia lantas bercerita.
Menurutnya, durian Kaligesing berbeda dengan durian lain karena buahnya masak dari pohon, tidak dipetik sebelum jatuh. Durian Kaligesing tidak diimbu sebagaimana durian-durian lain. Durian Kaligesing matang bukan karena disimpan, tetapi matang secara alami.
Masyarakat Kaligesing, kata teman saya, punya tradisi yang dipertahankan sejak dulu sampai hari ini untuk menjaga kualitas duriannya. Setiap kali musim durian, masyarakat se-Kaligesing sudah paham dengan aturan tak tertulis, bahwa siapapun dilarang memetik durian. Masyarakat sepakat durian sengaja dibiarkan jatuh dengan sendirinya. Masing-masing orang yang memiliki pohon durian wajib menjaga duriannya, baik siang atau malam hari. Setiap orang yang punya pohon durian wajib ronda menjaga duriannya.
Jika kebetulan ada orang yang melihat durian tetangga jatuh, maka orang itu wajib melaporkan durian itu kepada pemiliknya. Ia dilarang menyembunyikan apalagi memilikinya. Jika melanggar, ndilalahnya ada saja sial yang dialaminya. Atau bisa jadi, tetangga yang lain ramai-ramai mencemoohnya.
Jika ada orang yang memaksakan diri memanen duriannya dengan cara memetiknya, maka orang itu akan terkucil dengan sendirinya. Jika ada orang yang menyembunyikan durian tetangga yang tidak diketahui pemiliknya, orang itu lama kelamaan akan mengakui, bahwa ia telah nyolong durian tetangga. Maka, di Kaligesing tidak ada pedagang yang membeli durian yang masih di atas, apalagi dengan sistem ijon, sebagaimana yang dilarang syariat Islam.
Tradisi ini terpelihara sejak ratusan tahun yang lalu, hingga kini. Hebatnya, masyarakat Kaligesing seolah satu suara, koor dan sepakat mempertahankan tradisi yang luar biasa ini. Maka, tidak heran kalau Kaligesing adem ayem dan aman tenteram, karena setiap orang memiliki kesadaran yang tinggi. Setiap orang tahu betul hak dan kewajibannya dan setiap orang tahu sanksi yang bakal diterimanya jika melanggar aturan itu.
Hikmah yang Terkandung
Berkaca dari pola hidup masyarakat Kaligesing dalam hal menjaga cita rasa duriannya, maka sejatinya orang hidup di mana pun, sejatining hurip, setiap orang harus bisa menahan diri, harus bisa menempatkan diri, dan harus bisa menjaga diri. Masyarakat Kaligesing bisa menahan diri untuk tidak terburu-buru memanen durian. Masyarakat Kaligesing bisa menempatkan diri untuk tidak menyerobot durian tetangga yang jatuh. Masyarakat Kaligesing bisa menjaga diri untuk tetap mempertahankan ciri khas durian “miliknya”. Masyarakat Kaligesing sepakat “berpuasa “ untuk memetik hasil yang maksimal. Dan, hasil maksimal itu adalah sebagaimana yang saya dan Anda semua rasakan, “Duren Kaligesing memang Beda
Prestasi dan perjuangan masyarakat Kaligesing seharusnya mendapatkan perhatian dan apresiasi dari pemerintah daerah. Setidaknya pemerintah bisa membantu mengampanyekan potensi ini hingga ke luar daerah, jika perlu ke tingkat nasional. Lebih jauh pemerintah daerah harus bisa menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa durian Kaligesing memiliki keunikan tersendiri, sebelum diklaim oleh daerah lain atau oleh Malaysia. Itu saja. Sri Widodo Soetardjowijono.

Dikutip dari : Blogger Purworejo Community

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Compare hotel prices and find the best deal - HotelsCombined.com