Daftar Blog Saya

Apa yang anda cari

Pesan Tiket Pesawat

Rabu, 29 Juni 2011

Pesawat Elektrik Siap Terbang " Paris Air Show "


Pesawat Elektrik Siap Terbang Tahun 2035
Yunanto Wiji Utomo | Tri Wahono | Rabu, 29 Juni 2011 | 09:21 WIB

Dibaca: 11547

|
Share:
VoltAir, pesawat dengan teknologi propulsi elektrik dan menghasilkan emisi nol.
KOMPAS.com — Banyak konsep pesawat masa depan ditampilkan di Paris Air Show, Perancis, yang berlangsung pada minggu lalu. Salah satu yang sangat inovatif adalah VoltAir, pesawat dengan teknologi propulsi elektrik dan menghasilkan emisi nol.
Kuat dan efisien, pesawat itu punya sumber daya dari sepasang baterai li-ion canggih di bawah "hidung"-nya, yang mengirimkan daya ke sepasang co-axial, baling-baling yang berputar di bagian belakang pesawat. VoltAir didesain tak seberisik pesawat konvensional.
Ketika pesawat mendarat, baterai mudah dicopot dan diganti yang baru, jadi mengurangi kompleksitas. Sumber dayanya pun tak semahal bahan bakar jet. Meski desain pesawat takkan jauh beda dengan saat ini, tetapi badan pesawat akan dibuat dari bahan komposit, jadi lebih kuat dan ringan. Drag pesawat akan dikurangi dengan curling wing tips seperti pada Boeing 787.
Karena VoltAir akan berbasis pada high temperature superconducting (HTS) material, pengembangan pesawat secara serius belum bisa dilihat dalam waktu dekat. Namun, pembuat pesawat EADS mengatakan, konsep ini akan menjadi kenyataan tahun 2035.
"VoltAir adalah konsep riset jangka panjang, bukan pendekatan komersial jangka pendek. Riset kami melihat masa depan dan bisa berguna pada banyak hal," kata Jean Botti, Chief Technical Officer EADS.
Botti mengatakan, saat ini EADS tengah memacu riset yang mendukung realisasi pesawat itu untuk menemukan ide baru. Muaranya adalah pada terwujudnya propulsi elektrik tanpa emisi yang lebih canggih.

Minggu, 26 Juni 2011

Tips Meninggalkan Rumah Saat Berlibur

Musim Liburan Sekolah Telah datang


Menyambut hari libur panjang banyak orang yang merencanakan untuk bepergian bersama keluarga. Jika Anda termasuk orang yang ingin menghabiskan masa libur di luar kota, tentu meninggalkan rumah dalam keadaan kosong membuat was-was.

Agar liburan Anda terasa nyaman dari pikiran-pikiran yang menggangu berikut tips yang dapat anda lakukan :

  1. Tempat Sampah
    Pastikan tempat sampah di dalam rumah sudah dibersihkan, jangan biarkan ada sampah selama Anda meninggalkan rumah.
     
  2. Pot Tamanan
    Pindahkan tanaman dan bunga dalam pot ke tempat yang terkena matahari dan tersiram hujan.
     
  3. Mobil
    Cabut aki mobil jika Anda ingin berpergian dalam waktu yang lama dan titipkan kuci pada tetangga yang Anda percaya. Jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat, mobil Anda masih dapat diselamatkan.
     
  4. Pintu Otomatis
    Beralihlah ke sistem manual dan matikan semua panel otomatis agar tidak disalahgunakan orang seperti pagar dan garasi.
     
  5. Lampu 
    Matikan seluruh lampu-lampu rumah, lampu kamar tidur, kamar mandi, gudang, ruang makan, dapur, kecuali lampu teras. Karena rumah yang gelap tanpa peneragan lampu teras dapat memancing orang untuk berbuat jahat.
     
  6. Lemari Es
    Makanan yang cepat membusuk di dalam lemari es seperti buah, dan sayur sebaiknya dikeluarkan, dan bersihkan lemari es Anda.
     
  7. Perabot Makan dan Memasak
    Perabotan masak yang telah digunakan dicuci bersih dan letakkan ditempatnya. Bersihkan juga perangkat makan, taplak meja, alas piring dan susun dengan rapih.
     
  8. Alat Elektronik
    Periksa apakah semua alat elektronik sudah dalam keadaan mati atau tidak, jangan tinggalkan rumah kosong dengan alat listrik menyala seperti kompor listirk, setrika, televisi, dan lain-lain.
     
  9. Air
    Tutup aliran air dengan sempurna agar tidak ada masalah banjir selama Anda tinggalkan. Periksa apakah mesin air masih terhubung dengan listrik atau tidak, jika iya lepaskan.
     
  10. Barang BawaanHitung jumlah tas dan barang apa saja yang Anda bawa, pastikan jumlahnya tidak berkurang selama diperjalanan atau sampai di tujuan. Terkadang kelalaian kita dalam mengemas barang dapat berakibat fatal.
     
  11. Perlengkapan Pribadi
    Periksa obat-obatan pribadi, alat P3K, surat jalan, tiket, kartu identitas, kartu kredit, uang tunai sebelum Anda berpergian.
     
  12. Pintu dan Jendela
    Pastikan pintu dan seluruh jendela terkunci rapat. Kunci pintu dari bagian dalam dan luar. Jika Anda memiliki sistem pengaman alarm pintu dapat dikaitkan selama Anda bepergian. Dan terakhir.
     
  13. Minta Bantuan Tetangga
    Mintalah bantuan tetangga Anda untuk sesekali mampir kerumah memeriksa pintu dan sekitar rumah Anda. Jika ada hal-hal yang mencurigakan mintalah ia untuk menguhubungi Anda dan pengurus RT setempat.

Selamat Berlibur......

Terbitkan Entri
Dikutip Dari : Rumah dan Properti.

Minggu, 19 Juni 2011

Yu Yan


Aku pernah datang dan aku sangat patuh

 

oleh Setitik Embun Inspirasi pada 08 Juni 2011 jam 10:30

Kisah seorang gadis yatim piatu yang dirawat dan dibesarkan oleh laki-laki miskin. Gadis penderita leukemia yang memutuskan melepaskan biaya pengobatan senilai 540.000 Dollar. Dana pengobatan tersebut berhasil dihimpun dari perkumpulan orang China diseluruh dunia. Dia rela melepaskan dana pengobatan tersebut dan membaginya kepada tujuh anak yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Kalimat terakhir yang ia tinggalkan dalam surat wasiatnya adalah, "Saya pernah datang dan saya sangat patuh". Seorang gadis berusia delapan tahun yang mempersiapkan pemakamannya sendiri.

Sejak lahir dia tidak pernah mengetahui siapa kedua orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang ayah angkat yang memungutnya dari sebuah lapangan rumput. Seorang pria miskin berusia 30 tahun. Karena miskin, tak ada perempuan yang mau menikah dengannya.

30 November 1996, adalah saat dimana pria miskin tersebut menemukan bayi yang sedang kedinginan diatas hamparan rumput. Diatas dadanya terdapat selembar kartu kecil tertuliskan tanggal, "20 November jam 12".

Ketika ditemukan, suara tangisnya sudah melemah. Pria tersebut khawatir jika tak ada yang memperhatikannya, maka bayi tersebut akan mati kedinginan. Ia memutuskan untuk memungutnya. Dengan berat hati karena takut tak dapat menghidupinya kelak karena kemiskinannya, ia memeluk bayi tersebut dambil berkata "apa yang saya makan, itulah yang kamu makan". Kemudian ia memutuskan untuk merawat bayi tersebut dan memberinya nama Yu Yan.

Yu Yan akhirnya dirawat dan dibesarkan oleh seorang pria lajang dan miskin yang tak mampu membeli susu. Yu Yan hanya diberi minum air tajin (air hasil cucia beras). Keadaan yang berat tersebut membuat Yu Yan tumbuh menjadi anak yang lemah dan sakit-sakitan karena kurangnya asupan gizi. Namun Yu Yan adalah anak yang sangat penurut dan patuh.

Musim silih berganti, Yu Yuan pun bertambah besar dan memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, mereka sangat menyukai Yu Yan, meskipun ia sering sakit-sakitan. Yu Yan tumbuh ditengah kekhawatiran ayahnya.

Yu Yuan sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Teman-temannya memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang ayah angkat. Dia sadar bahwa ia harus menjadi anak yang penurut dan tidak boleh membuat ayahnya sedih.

Yu Yan sangat mengerti bahwa dia harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah agar ayahnya yang tidak pernah sekolah bisa merasa bangga. Dia tidak pernah mengecewakan ayahnya. Yu Yan sering bernyanyi untuk ayahnya. Semua hal lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada ayahnya. Senyum sang ayahlah yang bisa membuatnya bahagia.
Pada suatu pagi di bulan Mei 2005, ketika Yu Yuan sedang membasuh mukanya, ia terkejut karena air bekas basuhan mukanya berubah menjadi berwarna merah akibat darah yang menetes dari hidungnya. Darah dari hidungnya terus mengalir tanpa bisa dihentikan.

Ayahnyan segera melarikan Yu Yan ke puskesmas untuk mendapat pertolongan dokter. Dipuskesmas ia diberi suntikan sebagai pertolongan awal. Namun ternyata dari bekas suntikan tersebut juga mengeluarkan darah yang terus mengalir diikuti dengan munculnya bintik-bintik merah dipahanya. Sang dokter menyarankan ayahnya untuk membawa Yu Yan kerumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit Yu Yan dan ayahnya masih harus menunggu karena tak mendapat nomor antrian. Selama menunggu, darah dari hidung Yu Yan terus mengalir. Ia hanya bisa menunggu dikursi panjang ruang tunggu sambil menutup hidungnya agar darahnya tidak mengotori lantai. Tetapi banyaknya darah yang keluar tak bisa dhentikan dan mulai mengotori lantai sehingga perlu tampung dalam sebuah baskom. Dalam waktu singkat, baskom tersebut telah dipenuhi oleh darah Yu Yan.

Dokter yang melihat keadaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah didiagnosa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sedikitnya membutuhkan biaya sebesar 300.000 $. Ayahnya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Ia hanya hanya ingin menyelamatkan anaknya. Ayahnya berusaha mencari pinjaman dari saudara-saudaranya. Setelah jerih payah yang dilakukan, uang yang ia peroleh jumlahnya sangat sedikit. Ia memutuskan untuk menjual rumahnya. Namun sangat sulit untuk menjual rumahnya yang kumuh dalam waktu cepat.

Beban pikiran yang ditanggung membuat ayah Yu Yan semakin kurus. Kesedihannya terlihat oleh Yu Yan. Melihat keadaan ayahnya, Yu Yan menjadi sangat sedih. Diruang perawatan, ia menatap ayahnya dan menggenggam tangan sang ayah bermaksud mengatakan sesuatu kepada yahnya. Air mata Yu Yan mulai menetes. Bibirnya bergetar. "Ayah, saya ingin mati" kata Yu Yan dengan suara yang sangat lemah. Ayahnya terkejut mendengar apa yang dikatakan anak angkatnya itu. "Kamu masih terlalu muda, kenapa kamu ingn mati sayang?". "Aku hanya anak yang dipungut dari lapagan rumput. Nyawaku tak berharga. Biarlah aku keluar dari rumah sakit ini".

Karena keadaan yang teramat sulit, dengan terpaksa ayahnya menyetuji permintaan anaknya. Sadar dengan sisa hidupnya yang singkat, gadis yang masih berusia delapan tahun itupun mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakaman untuk dirinya.

Sejak kecil Yu Yan tak pernah menuntut apapun pada ayahnya. Namun hari itu, setelah ia keluat rumah sakit ia mengajukan beberapa permintaan kepada ayahnya. Ia ingin mengenakan baju baru dan berfoto dengan ayahnya. Sang ayah memenuhi permintaan Yu Yan, ia membelikan baju baru untuk anaknya itu dan pergi ke studio foto untuk berfoto bersama anaknya.

Dengan baju barunya Yu Yan berpose bersama ayahnya. Dalam sakit yang dideritanya Yu Yan berusaha tersenyum sambil menahan air matanya yang menetes mebasahi pipi. "Kalau ayah meridukanku setelah aku tidak ada, lihatlah foto ini", ujar Yu Yan kepada ayahnya.

Keadaan Yu Yan diketahui oleh seluruh warga desa tempat tinggal Yu Yan. Selama ini, ia dikenal sebagai anak yang baik dan cerdas. Penderitaan yang ditanggung Yu Yan dan ayahnya membuat penduduk desa bersimpati dan berupaya membantu mereka dengan berusaha menggalang dana dari banyak orang.

Berita tentang Yu Yan pun meluas sampai akhirnya terdengar oleh seorang wartawati bernama Chun Yuan. Berkat laporan yang ditulis di surat kabar tempat wartawati itu bekerja, cerita tentang anak yang mempersiapkan pemakamannya sendiri itu dengan cepat tersebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang tergugah dengan pemberitaan di surat kabar tersebut. Kabar tentang Yu Yan akhirnya tersebar hingga keseluruh dunia. Orang-orang yang mengetahui cerita tentang Yu Yan mulai menyebarkan email kebanyak orang diselurh dunia untuk menggalang dana.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah terkumpul 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Sumbangan dana masih terus mengalir dari segala penjuru dunia meskipun pengumuman dihentikannya penggalangan dana telah disebarkan.Segala yang dibutuhkan telah tersedia untk pengobatan Yu Yan, semua orang menunggu kabar baik tentang Yu Yan. Seseorang bahkan mengatakan dalam emailnya, "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan. Dokter Shii Min yang menangani Yu Yan memintanya untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir deras karena merasa bahagia.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggilnya Mama. Suara itu, Shii Min kaget, ia tersenyum sambil berkata, "Anak yang baik".

Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan. Banyak juga orang yang menanyakan kabar Yu Yuan melalui email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi. Fisik Yu Yan semakin lemah.

Yu Yuan pernah bertanya kepada Fu Yuan, seorang wartawti, "Tante kenapa mereka mau menyumbang uang untuk saya? Wartawati tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati" ujar Yu Yan. Dari bawah bantal tidurnya gadis kecil itu mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."

Fu yuan kaget setelah mebaca surat wasiat dari Yu Yan. Ternyata gadis tak berdaya itu telah mempersiapkan pemakamannya sendiri. Seorang anak berumur delapan tahun yang sedang menghadapi kematian menulis tiga halaman surat wasiat yang dibagi menjadi enam bagian.

Lewat surat wasiatnya itu YuYan menyampaikan rasa terimakasih sekaligus megucapkan selamat tinggal kepada semua orang yang telah sangat peduli dengan keadaanya. Kalimat terakhir dalam surat wasiat tersebut berbunyi, "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibsumbangkan untuk sekolah saya. Dan katakana kepada pemimpin palang merah, Setelah saya meninggal, sisa biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya agar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. "Saya pernah datang, saya sangat patuh", itulah kata-kata terakhir yang keluar dari bibir Yu Yuan.

Pada tanggal 22 agustus, akibat pendarahan dibagian pencernaan Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakitnya itu akhirnya menutup mata untuk selamanya. Berita ini merupaka pukulan bagi banyak orang yang mengharapkan kesembuhan Yu Yan.

Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir riwayat hidup Yu Yuan.

Sesuai pesan Yu Yuan, sisa dana sebesar 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan kami juga akan kami ukir dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

" Berbagi adalah sesuatu yang Indah "

sumber: unknown
Kutipan dari blog sebelah

Selasa, 14 Juni 2011

RIZLA SUZUKI


Sunday, June 12, 2011 Rizla Suzuki Latest News
Bautista splashes to a fantastic fifth at a sodden Silverstone
Publish Date: Sunday, June 12, 2011


Rizla Suzuki’s Álvaro Bautista equalled his best MotoGP result today by taking a brave and confident fifth at a rain-soaked Silverstone in England.
Bautista got a good start and was up with the front runners in the first few corners, but the amount of spray coming from the track - due to all the standing water – hampered his vision and by the end of the first lap he had consolidated his ninth place starting position. As the race developed the Spaniard got into a smooth and consistent rhythm in the treacherous conditions and produced personal best laps that were comparable to a podium position. Bautista moved through the field with a couple of neat passes and benefitted from other riders crashing on the slippery surface. With a few laps remaining he had settled in to a comfortable position and kept his Rizla Suzuki GSV-R upright to bring it safely home for a well-earned and deserved fifth place.
The rain started to fall at Silverstone from early this morning, but 72,544 fans braved the awful weather to witness another commanding victory by Casey Stoner on a Honda, a result that lifts him to the top of the World Championship standings.
Rizla Suzuki now has a weekend off before heading to Assen in the Netherlands for the Dutch TT on Saturday 25th June.
Álvaro Bautista:
“For sure I am very happy today, because we have been able to finish the weekend with a great result. I have to say thank-you to my team, they have so much passion for what they do and have helped me get back to my maximum level. With all their help, this has been the first race that I have been able to feel competitive since the injury and I was nearer my limit than I have been all season – so a really big thanks to all of them! In the wet warm-up I felt very strong and had good feedback from the whole package, so I was feeling confident for this afternoon. In the race it was important make a good start, I did that and I think I was maybe fifth or sixth, but it was difficult to see because I was splashed a lot by other riders and I couldn’t see too much and had to drop back a bit. I tried to get into a good rhythm and as the race wore on I started to ride more comfortably. I saw that a couple of riders crashed due to all the water that was making it very difficult, but I just carried on and did my own thing. I had to have lots of feeling with the brakes and the gas because it was really very difficult conditions and towards the end I saw that Valentino was trying to catch me. I pushed a bit more and started to close on Nicky, but he responded and kept the gap, but by then I had increased on Valentino and I then just wanted to finish. Fifth is a good result and now I’m looking forward to getting to the next race and have the same level of confidence and feeling – if not even better!”
Paul Denning –Team Manager:
“Álvaro did a good job today, and so did the whole team to give him a bike to provide him with the confidence to push in today’s horrendous conditions. He was careful on the first few laps, where it was so easy to make a mistake, as there was a lot more standing water than in the practice and this morning’s warm-up. Once he found his rhythm his pace and consistency were both excellent and he had the right balance between speed and an accident! It’s been a tough start to the season, but now we are starting to see the potential that Álvaro was showing before his accident and we are looking forward to the next race at Assen, where we are sure he will be even stronger.”
Air Asia British Grand Prix Race Classification:
1. Casey Stoner (Honda) 47’53.459: 2. Andrea Dovizioso (Honda) +15.159: 3. Colin Edwards (Yamaha) +21.480: 4. Nicky Hayden (Ducati) +26.984: 5. ÁLVARO BAUTISTA (RIZLA SUZUKI MOTOGP) +35.569:
World Championship Classification:
1. Stoner 116: 2. Jorge Lorenzo (Yamaha) 98: 3. Dovizioso 83: 4. Valentino Rossi (Ducati) 68: 5. Dani Pedrosa (Honda) 61: 15. ÁLVARO BAUTISTA (RIZLA SUZUKI MOTOGP) 22:

Minggu, 12 Juni 2011

Kejuaraan Surving Internasional di Pantai Cimaja - Sukabumi - Jawa Barat


Kejuaraan Surving Internasional di Pantai Cimaja
Penulis : *

PANTAI Cimaja Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi tuan rumah kejuaraan surving internasional atau "West Java International Surving Championship" yang dijadwalkan digelar 12-18 Juni 2011. 

Kejuaraan Surving Internasional di Pantai Cimaja
Ilustrasi -- ANTARA

Kegiatan yang akan digelar di bibir pantai sepanjang 750 meter dengan ketinggian gelombang 1-2 meter itu merupakan bagian dari agenda Indonesia Surving Championship dan Asian Surving Championship Tour 2011.

Sebanyak empat negara ambil bagian dalam kejuaraan itu yakni Malaysia, Thailand, Filipina dan Australia. Bahkan negeri Kanguru diwakili oleh atlet surving profesional Jack Peterson sedangkan andalan Indonesia adalah Dede Suryana.

Kejuaraan itu cukup bergengsi karena merupakan kejuaraan bintang enam, dengan peserta dari luar negeri. Indonesia khususnya dari Jawa Barat, akan menurunkan peserta dalam jumlah besar.

"Ajang ini sebagai uji coba dan mengukur kemampuan prestasi atlet surving di Indonesia, mereka akan bersaing dengan peserta luar negeri," kata Kepala Disparbud Jabar Herdiwan.

Nomor pertandingan antara lain kategori putra dan putri terbuka serta kelas master di atas 35 tahun. Demikian halnya untuk kategori kejuaraan Asia juga mempertandingkan nomor yang sama.

Herdiwan menyebutkan, karakter lokasi surving di Pantai Cimaja cukup unik karena memiliki karakter gelombang yang komplit. Selain itu lokasinya cukup aman dan pemandangannya cukup elok.

"Pantai Cimaja disiapkan menjadi ajang kejuaraan surving internasional, karakter gelombangnya khas dan lengkap. Saat ini Cimaja sudah menjadi salah satu destinasi bagi wisata di Jabar, khususnya penggemar surving," kata Herdiwan.

Kejuaraan bahari tingkat internasional itu rencananya akan dibuka oleh Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan. Selain menggelar kejuaraan, kegiatan itu juga akan dimeriahkan dengan berbagai pergelaran kesenian tradisional dan pameran.(Ant/X-13)

www.mediaindonesia.com

Sabtu, 11 Juni 2011

ASIKNYA NAIK GAJAH KE HUTAN DI WAY KAMBAS BERSAMA KELUARGA



KALAU mau melihat Gajah dengan puas, jangan Cuma di Kebon Binatang.Pergi saja bersama keluarga wisata ke “Taman Nasional Way Kambas” ( TNWK ) DI “ Provinsi Lampung “ tentunya tidak jauh dari Jakarta bukan.
Disana kita bias bermain main langsung dengan gajah gajah liar yang sudah di Jinakkan oleh para pelatih yang berpengalaman. Gajah Gajah tersebut bisa ditunggangi keliling Hutan TNKW, dan kita pun sekalian bias melihat tempat penangkaran Gajah Sumatra.

Apakah hanya Cuma ada gajah di Way Kambas ?
Ternyata tidak hanya gajah saja yang ada disana,selain kita bias menikmati suasana alam yang segar karena masih Hijau dan Sejuk,juga masih banyak jenis binatang lain yang tak kalah menariknya.

Hal ini sangatlah menarik dan boleh dicoba berlibur bersama keluarga atau bersama teman teman saat liburan sekolah nanti.

Sejarah Taman Nasional Way Kambas :
Taman Nasional Way Kambas berdiri berdasarkan SK Mentri kehutanan
No : 670/Kpts-II/1999.
Nama           : TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS.
Berdiri        :  1985.
Luas TNWK : kurang Lebih 125.621,3 hektar.
Gajah sdh Jinak : 290 Ekor.
Letak           : Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.
Hewan yang ada : Gajah, Harimau Sumatra,Badak Sumatra,aneka Macam
                            Burung,Reptil dan Ikan.

Hewan hewan ini hidup dalam Ekosistem Hutan dataran rendah yang terdiri dari Hutan Rawa air Tawar,Semak belukar,hutan dan Pantai.Lokasi TNWK ada di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.

Gajah Gaja yang hidup di TNWK ada yang masih Liar dan ada juga yang sudah jinak,Gajah gajah tersebut dilatih berbagai bentuk permainan seperti Sepak Bola,Gajah Berdiri, Gajah Duduk,Gajah Menggalungkan Bunga,Memberi Hormat,dan tak kalah menariknya gajah pun bisa berpose saat akan diFoto bak pragawati.

“ MENUNGGANG GAJAH 

Ketika kita sampai di pintu gerbang SELAMAT DATANG di TNWK,
Para pengunjung membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-.
Lalu kita mulai masuk ke dalam kawasan TNWK.yang jaraknya kurang lebih 9 Kilometer.Para penggunjung akan langsung ke lokasi Gajah gajah berlatih,
Ditempat inilah kita bisa melihat para gajah gajah berlatih dengan para pelatihnya .

Bagi pengunjung yang ingin “SAFARI dengan GAJAH “ cukup mengeluarkan biaya Rp 50.000,-.Anda akan berkeliling masuk hutan belantara,ke semak semak belukar,ke Habitat Gajah.tentunya anda tidak sendirian ,anda akan ditemani oleh sang pawang gajah. Sangatlah murah dan menarik karena sebuah pengalaman yang langka tentunya ini.

Bagi yang ingin menyaksikan atraksi Gajah dikenakan tiket Rp 15.000,- saja.
Dilokasi TNKW anda sekeluarga ta perlu khawatir kelaparan karena disana juga ada jualan berbagai makanan.

HARIMAU SUMATRA

Selain dikenal sebagai tempat pemeliharaan Gajah, Taman Nasional Way Kambas juga ada berbagai binatang seperti : Harimau Sumatra,Badak Sumatra,Anjing Hutan,SiAmang, serta berbagai macam burung antara lain : Bebek Hutan,Bangau.Berbagai repti dan ikan juga ada di TNWK.

Di Pusat pelatihan Gajah selain kita bisa bersafari dan melihat atraksi kita juga dapat menyaksikan cara para pelatih gajah mendidik dan melatih gajah liar hingga menjadi jinak.Ini pekerjaan yang luar biasa.Para pawang pawang ini sudah berpuluh tahun menggeluti pekerjaan ini.Penuh kesabaran dan keuletan.

Karena gajah gajah ini sudah sampai ke taraf bermain sirkus,seperti atraksi main Sepak Bola,menari,berjabat tangan,memberi hormat,mengalungkan bunga,tarik tambang, berenang dan lain lain.

Lokasi TNWK yang begitu luas dengan dataran nanindah serta asri,bisa digunakan untuk berkemah atau menyambut pergantian tahun baru.

Sedang bagi masyarakat yang menyuka tantangan & penelitian  di TNWK sangat lengkap dengan menyusuri Kali Biru,Rawa Gajah dan Kuala Kambas.

63 Gajah sudah terlatih.
Pusat pelatihan Gajah ini didirikan sejak 1985.
Gajah yang suda sangat terlatih ada 63 ekor dan didampinggi pawing sebanyak 63 pawang Ahli.

Bagai mana cara menuju TNWK ???

Untuk mencapai Taman Nasional Way Kambas tidaklah sulit.Karena jalannya bagus dan bisa ditempuh dari arah mana saja Darat,Laut dan Udara.

Kalau dari Jakarta : Bisa menggunakan Bus atau mobil pribadi menuju pelabuhan Merak ( Banten ),lalu naik kapal Feri dan turun di Pelabuhan Bakauheni,Lampung.
Kemudian naik Bus/Mobil menuju ke Jalan Way Jepara langsung masuk ke arah TNWK.Hanya menghabiska waktu 8 jam perjalanan.

Dari Bandar Lampung : Naik kendaraan Melewati Metro masuk ke Way Jepara dan langsung masuk ke TNWK, Hanya menghabiskan waktu 2 jam ( denga jarak 112 km ).

Dengan Pesawat terbang ( Wisatanan domestik dan Internasional ).
Dari Jakarta ( Bandara Sukarno Hatta ) naik pesawat jurusan Lampung ( Bandara Raden Intan Branti ),Dari Bandara Branti naik Mobil melewati Metro ( Ibu kota Lampung Tengah ),lalu ke Way Jepara,setelah itu langsung menuju ke TNWK. Total Waktu Dari Bandara Branti kje Way Kambas hanya 1 Jam 30 menit ( Jarak 100 km ).(koesma/ds)

www.poskota.co.id

Selamat menikmati perjalanan ke Way kambas,selamat berpetualang dengan Gajah Sumatra.

Kamis, 09 Juni 2011

Rabu, 08 Juni 2011

Objek Wisata di Pangandaran - Jawa Barat - Indonesia


Objek Wisata Di Pangandaran

Pangandaran

Pangandaran menyimpan banyak objek wisata yang patut untuk anda kunjungi, terutama keindahan alam dan pantainya.

Pantai Indah Pangandaran

pantai Indah Pangandaran

Pantai Indah pangandaran merupakan salah satu tujuan wisata alam yang populer, yakni sebuah pantai eksotis yang terletak di pantai selatan Pulau Jawa. Arena berselancar (surfing) yang sangat baik dan aktivitas matahari terbenam yang eksotis membuat Pangandaran menjadi salah satu tempat favorit bagi peselanjar dari seluruh dunia dan juga wisatawan lokal.

Pantai Indah Pangandaran juga merupakan salah satu Pantai terbaik yang ada di Pulau Jawa. Pantai ini terletak di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran dengan jarak kurang lebih 92 km arah selatan kota Ciamis.

pantai Indah Pangandaran

Beberapa event yang rutin diselenggarakan disini antara lain; Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) yang bisa kita saksikan setiap bulan Juni atau Juli dan Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan oleh para nelayan sebagai perwujudan rasa terima kasih terhadap kemurahan Tuhan YME dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur Pangandaran.

Selain itu, didekat pantai ini juga terdapat Cagar Alam Pananjung, yakni rumah bagi ratusan monyet ekor panjang, kerbau liar, rusa, banteng, dan hewan lainnya lengkap dengan keindahan cagar alam yang terjaga kelestariannya, begitu asri dan juga bersih.


Pantai Batu Hiu

Batu Hiu Pangandaran

Pantai Batu Hiu terletak di Desa Ciliang Kecamatan Parigi, sekitar 15 km sebelah barat kawasan wisata Pangandaran.

Pantai ini memiliki panorama alam yang sangat indah. Dari atas bukit kecil yang ditumbuhi pohon-pohon Pandan, kita dapat menyaksikan birunya Samudra Indonesia dengan deburan ombaknya yang menggulung putih.

Sekitar 200 meter dari pinggir pantai ini terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah tempat ini dinamakan Batu Hiu.

Dahulu Batu Hiu merupakan tempat dimana penyu bertelur dan jika kita berkunjung kesini, kita dapat melihat dan menyaksikan penangkaran penyu yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Mereka berusaha merehabilitasi dan merawat telur penyu untuk dilepaskan di pantai Batu Hiu.



Green Canyon

Green Canyon Pangandaran


Sebenarnya tempat ini mempunyai nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri dipopulerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993. Sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah. Hal itu dikarenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani setempat.

Terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, sekitar 31 Km dari kawasan wisata Pangandaran. Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktit dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukitt, terdapat banyak bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.

Green Canyon Pangandaran

Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3 km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.

Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5 meter ke dasar lubuk yang dalam.

Copy : www.indotravel.com


Kamis, 02 Juni 2011

Yoga improves quality of life in women with breast cancer undergoing radiation therapy, study finds





ScienceDaily (May 18, 2011) — For women with breast cancer undergoing radiation therapy, yoga offers unique benefits beyond fighting fatigue, according to new research from The 
University of Texas MD Anderson Cancer Center.
While simple stretching exercises improved fatigue, patients who participated in yoga that incorporated yogic breathing, postures, meditation and relaxation techniques into their treatment plan experienced improved physical functioning, better general health and lower cortisol (stress hormone) levels. They also were better able to find meaning in their cancer experience.
The findings, to be presented next month in an oral session at the 47th annual meeting of the American Society of Clinical Oncology by Lorenzo Cohen, Ph.D., professor and director of the Integrative Medicine Program at MD Anderson, are the latest in an ongoing effort to scientifically validate the age-old belief that mind-body interventions have a beneficial impact on the health of cancer patients. The research was conducted in collaboration with India's largest yoga research institution, Swami Vivekananda Yoga Anusandhana Samsthana in Bangalore, India.
The study assessed, for the first time, yoga benefits to cancer patients by comparing their experience with patients in an active control group who integrated simple, generic stretching exercises into their lives. "The combination of mind and body practices that are part of yoga clearly have tremendous potential to help patients manage the psychosocial and physical distress associated with treatment and life after cancer, beyond the benefits of simple stretching," said Cohen.
To conduct the study, 163 women with breast cancer (stage 0-3) averaging 52 years of age were randomized to one of three groups: 1) yoga; 2) simple stretching; or 3) no instruction in yoga or stretching. Participants in the yoga and stretching groups attended sessions specifically tailored to breast cancer patients for one hour three days a week throughout their six weeks of radiation treatment.
Participants were asked to report on their quality of life, including fatigue, daily functioning, benefit finding, depression and spirituality. Saliva samples were collected and electrocardiogram tests were administered at baseline, end of treatment, and at one, three and six months post-treatment.
After completing radiation treatment, only the women in the yoga and stretching groups reported a reduction in fatigue. At one, three and six months after radiation therapy, women who practiced yoga during the treatment period reported greater benefits to physical functioning and general health. They were more likely to perceive positive life changes from their cancer experience than either other group.
Women who practiced yoga also had the steepest decline in their cortisol across the day, indicating that yoga had the ability to regulate this stress hormone. This is particularly important because higher stress hormone levels throughout the day, known as a blunted circadian cortisol rhythm, have been linked to worse outcomes in breast cancer.
According to Cohen, developing a yoga practice also helps patients after completing cancer treatment. "The transition from active therapy back to everyday life can be very stressful as patients no longer receive the same level of medical care and attention. Teaching patients a mind-body technique like yoga as a coping skill can make the transition less difficult."
Through a grant from the National Cancer Institute -- the largest ever awarded for the study of yoga in cancer -- Cohen and his team will next conduct a Phase III clinical trial in women with breast cancer to further determine the mechanisms of yoga that lead to improvement in physical functioning, quality of life, and biological outcomes during and after radiation treatment. A secondary aim of the trial, but one of great importance, stressed Cohen, is assessing cost efficiency analysis for the hospital, health care usage costs in general, and examining work productivity of patients.
MD Anderson recognizes the growing body of research indicating that relaxation-based interventions can contribute to the well-being of people with cancer. Through the Integrative Medicine Program, complementary therapies, such as yoga, are offered at MD Anderson's Integrative Medicine Center, and are used in concert with mainstream care to manage symptoms, relieve stress, enhance quality of life, and improve outcomes for patients and their caregivers. MD Anderson's Integrative Medicine faculty also conduct research in the biological and behavioral effects of mind-body based interventions; the anti-cancer potential of natural compounds; and, acupuncture to treat common cancer treatment-related side effects.
In addition to Cohen, other MD Anderson researchers contributing to this study include: Kavita Chandwani, M.D., former senior research coordinator and yoga teacher; Robin Haddad, M.P.H. , research coordinator, George Perkins, M.D. in the Department of Radiation Oncology; Amy Spelman, Ph.D., Kayla Johnson, B.S. and Adoneca Fortier, B.S., all staff in the Integrative Medicine Program; Banu Arun, M.D., in the Department of Breast Medical Oncology; and Qi Wei, M.S., Sr. Statistical Analyst. Clemens Kirschbaum, Ph.D. contributed from the Technical University of Dresden, Dresden, Germany. Collaborators from SVYASA include NV Raghuram, B.E.; R. Nagarathna, M.D., and HR Nagendra, Ph.D., founder.
Email or share this story:

Yoga Improves Quality of Life in Women With Breast Cancer Undergoing Radiation Therapy, Study Finds.





Story Source:
The above story is reprinted (with editorial adaptations by ScienceDaily staff) from materials provided by University of Texas M. D. Anderson Cancer Center, via EurekAlert!, a service of AAAS.


www.sciencedaily.com
Compare hotel prices and find the best deal - HotelsCombined.com