Daftar Blog Saya

Apa yang anda cari

Pesan Tiket Pesawat

Kamis, 06 Januari 2011

Kota Purworejo: Kota Kecil dengan Keistimewaan Besar

Sumber: www.AnneAhira.com

Dari namanya saja kita pasti tahu dari provinsi mana kota Purworejo berasal, karena huruf vokal ‘o’ memang identik dengan suku Jawa, bahasa Jawa dan pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Kota Purworejo memang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Bentuk pemerintahannya adalah kabupaten yang tentu saja dipimpin oleh seorang Bupati.


Kota Purworejo berbatasan langsung dengan beberapa kota di Jawa Tengah. Seperti Wonosobo dan Magelang di sebelah utara kota Purworejo, Kulon Progo yang termasuk dalam daerah pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kebumen di bagian barat, dan sekaligus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan kota Purworejo.


Keistimewaan Kota Purworejo


Pada dasarnya semua kota di Indonesia pastilah memiliki keistimewaan yang berbeda. Mulai dari budaya, makanan khas, hingga sejarah asal mula kota tersebut.


Begitu pun dengan kota Purworejo. Ia memiliki beberapa keistimewaan yang mungkin beberapa memang sama dengan daerah lain, tapi tidak sedikit juga keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kota Purworejo. Meskipun kecil, namun kota Purworejo bisa dikatakan memiliki keistimewaan yang ‘cukup besar’.


Bedug Kyai Bagelen


Salah satu keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kota Purworejo adalah bedug Kyai Bagelen. Bedug ini konon dilansir sebagai bedug terbesar di Indonesia. Wajar rasanya bila bedug ini diklaim sebagai bedug terbesar, karena memang secara kasat mata bentuknya memang besar.


Bedug Kyai Bagelen ini terbuat dari bonggol kayu atau pangkal sebuah kayu jati Pendowo yang sudah memiliki umur ratusan tahun. Bonggol kayu jati tersebut adalah sisa material pembangunan Masjid Agung dan tiang untuk membuat pendopo Purworejo yang berada di pusat kota.


Ukuran dari bedug Kyai Bagelen memang tidak umum. Ia memiliki panjang hampir 3 meter, tepatnya 2,92 meter, garis tengah atau jari-jari bedug bagian depan 1,94 meter, dan pada bagian belakang yang memang agak lebih kecil panjang jari-jarinya mencapai 1,8 meter.


Jumlah keliling bagian depan dan belakang mencapa 6,01 meter dan 5, 64 meter. Membuat bedug raksasa ini dibutuhkan sebanyak 218 buah paku. Bedug ini benar-benar terbuat dari satu pohon jati utuh tanpa  menggabungkannya dengan jenis kayu lain.


Pada awal pembuatan, tahun 1834, bedug ini menggunakan kulit banteng sebagai penutup bagian depan dan belakang sisinya. Namun kemudian, tepatnya pada 1936, kulit banteng pada bagian belakang bedug tersebut diganti menggunakan kulit lembu Ongale (pejantan).


Bedug ini hanya akan dibunyikan pada saat shalat Jumat, hari raya Islam, dan hari besar-besar kenegaraan seperti hari proklamasi.


Kota Purworejo, Kota Asal Para Tokoh


Tidak banyak yang tahu bahwa kota sekecil Purworejo ternyata merupakan daerah asal dari tokoh-tokoh besar Indonesia. Sebut saja Jenderal Ahmad Yani yang kita kenal sebagai pahlawan revolusi, dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman.


Kedua tokoh tersebut lahir dan besar di Purworejo. Bahkan sebuah patung W.R. Soepratman berdiri dengan gagah di salah satu jalan protokol di kota Purworejo, lengkap dengan biola, peci, dan kacamata berlensa bundar sebagai identitasnya.

Kota Purworejo: Kota Kecil dengan Keistimewaan Besar

Sumber: www.AnneAhira.com

Dari namanya saja kita pasti tahu dari provinsi mana kota Purworejo berasal, karena huruf vokal ‘o’ memang identik dengan suku Jawa, bahasa Jawa dan pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Kota Purworejo memang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Bentuk pemerintahannya adalah kabupaten yang tentu saja dipimpin oleh seorang Bupati.


Kota Purworejo berbatasan langsung dengan beberapa kota di Jawa Tengah. Seperti Wonosobo dan Magelang di sebelah utara kota Purworejo, Kulon Progo yang termasuk dalam daerah pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kebumen di bagian barat, dan sekaligus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan kota Purworejo.


Keistimewaan Kota Purworejo


Pada dasarnya semua kota di Indonesia pastilah memiliki keistimewaan yang berbeda. Mulai dari budaya, makanan khas, hingga sejarah asal mula kota tersebut.


Begitu pun dengan kota Purworejo. Ia memiliki beberapa keistimewaan yang mungkin beberapa memang sama dengan daerah lain, tapi tidak sedikit juga keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kota Purworejo. Meskipun kecil, namun kota Purworejo bisa dikatakan memiliki keistimewaan yang ‘cukup besar’.


Bedug Kyai Bagelen


Salah satu keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kota Purworejo adalah bedug Kyai Bagelen. Bedug ini konon dilansir sebagai bedug terbesar di Indonesia. Wajar rasanya bila bedug ini diklaim sebagai bedug terbesar, karena memang secara kasat mata bentuknya memang besar.


Bedug Kyai Bagelen ini terbuat dari bonggol kayu atau pangkal sebuah kayu jati Pendowo yang sudah memiliki umur ratusan tahun. Bonggol kayu jati tersebut adalah sisa material pembangunan Masjid Agung dan tiang untuk membuat pendopo Purworejo yang berada di pusat kota.


Ukuran dari bedug Kyai Bagelen memang tidak umum. Ia memiliki panjang hampir 3 meter, tepatnya 2,92 meter, garis tengah atau jari-jari bedug bagian depan 1,94 meter, dan pada bagian belakang yang memang agak lebih kecil panjang jari-jarinya mencapai 1,8 meter.


Jumlah keliling bagian depan dan belakang mencapa 6,01 meter dan 5, 64 meter. Membuat bedug raksasa ini dibutuhkan sebanyak 218 buah paku. Bedug ini benar-benar terbuat dari satu pohon jati utuh tanpa  menggabungkannya dengan jenis kayu lain.


Pada awal pembuatan, tahun 1834, bedug ini menggunakan kulit banteng sebagai penutup bagian depan dan belakang sisinya. Namun kemudian, tepatnya pada 1936, kulit banteng pada bagian belakang bedug tersebut diganti menggunakan kulit lembu Ongale (pejantan).


Bedug ini hanya akan dibunyikan pada saat shalat Jumat, hari raya Islam, dan hari besar-besar kenegaraan seperti hari proklamasi.


Kota Purworejo, Kota Asal Para Tokoh


Tidak banyak yang tahu bahwa kota sekecil Purworejo ternyata merupakan daerah asal dari tokoh-tokoh besar Indonesia. Sebut saja Jenderal Ahmad Yani yang kita kenal sebagai pahlawan revolusi, dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman.


Kedua tokoh tersebut lahir dan besar di Purworejo. Bahkan sebuah patung W.R. Soepratman berdiri dengan gagah di salah satu jalan protokol di kota Purworejo, lengkap dengan biola, peci, dan kacamata berlensa bundar sebagai identitasnya.

Kota Purworejo: Kota Kecil dengan Keistimewaan Besar

Sumber: www.AnneAhira.com

Dari namanya saja kita pasti tahu dari provinsi mana kota Purworejo berasal, karena huruf vokal ‘o’ memang identik dengan suku Jawa, bahasa Jawa dan pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Kota Purworejo memang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Bentuk pemerintahannya adalah kabupaten yang tentu saja dipimpin oleh seorang Bupati.


Kota Purworejo berbatasan langsung dengan beberapa kota di Jawa Tengah. Seperti Wonosobo dan Magelang di sebelah utara kota Purworejo, Kulon Progo yang termasuk dalam daerah pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kebumen di bagian barat, dan sekaligus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan kota Purworejo.


Keistimewaan Kota Purworejo


Pada dasarnya semua kota di Indonesia pastilah memiliki keistimewaan yang berbeda. Mulai dari budaya, makanan khas, hingga sejarah asal mula kota tersebut.


Begitu pun dengan kota Purworejo. Ia memiliki beberapa keistimewaan yang mungkin beberapa memang sama dengan daerah lain, tapi tidak sedikit juga keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kota Purworejo. Meskipun kecil, namun kota Purworejo bisa dikatakan memiliki keistimewaan yang ‘cukup besar’.


Bedug Kyai Bagelen


Salah satu keistimewaan yang hanya dimiliki oleh kota Purworejo adalah bedug Kyai Bagelen. Bedug ini konon dilansir sebagai bedug terbesar di Indonesia. Wajar rasanya bila bedug ini diklaim sebagai bedug terbesar, karena memang secara kasat mata bentuknya memang besar.


Bedug Kyai Bagelen ini terbuat dari bonggol kayu atau pangkal sebuah kayu jati Pendowo yang sudah memiliki umur ratusan tahun. Bonggol kayu jati tersebut adalah sisa material pembangunan Masjid Agung dan tiang untuk membuat pendopo Purworejo yang berada di pusat kota.


Ukuran dari bedug Kyai Bagelen memang tidak umum. Ia memiliki panjang hampir 3 meter, tepatnya 2,92 meter, garis tengah atau jari-jari bedug bagian depan 1,94 meter, dan pada bagian belakang yang memang agak lebih kecil panjang jari-jarinya mencapai 1,8 meter.


Jumlah keliling bagian depan dan belakang mencapa 6,01 meter dan 5, 64 meter. Membuat bedug raksasa ini dibutuhkan sebanyak 218 buah paku. Bedug ini benar-benar terbuat dari satu pohon jati utuh tanpa  menggabungkannya dengan jenis kayu lain.


Pada awal pembuatan, tahun 1834, bedug ini menggunakan kulit banteng sebagai penutup bagian depan dan belakang sisinya. Namun kemudian, tepatnya pada 1936, kulit banteng pada bagian belakang bedug tersebut diganti menggunakan kulit lembu Ongale (pejantan).


Bedug ini hanya akan dibunyikan pada saat shalat Jumat, hari raya Islam, dan hari besar-besar kenegaraan seperti hari proklamasi.


Kota Purworejo, Kota Asal Para Tokoh


Tidak banyak yang tahu bahwa kota sekecil Purworejo ternyata merupakan daerah asal dari tokoh-tokoh besar Indonesia. Sebut saja Jenderal Ahmad Yani yang kita kenal sebagai pahlawan revolusi, dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman.


Kedua tokoh tersebut lahir dan besar di Purworejo. Bahkan sebuah patung W.R. Soepratman berdiri dengan gagah di salah satu jalan protokol di kota Purworejo, lengkap dengan biola, peci, dan kacamata berlensa bundar sebagai identitasnya.

Kerajinan dari Akar Bambu |Free Design Templates & Fashion Design : Discount Designs | Ad | 88DB Indonesia

Kerajinan dari Akar Bambu
Kerajinan dari Akar Bambu |Free Design Templates & Fashion Design : Discount Designs | Ad | 88DB Indonesia
Compare hotel prices and find the best deal - HotelsCombined.com