Daftar Blog Saya

Apa yang anda cari

Pesan Tiket Pesawat

Selasa, 20 Desember 2011

Jamur Hambat HIV


Beta-glukan Jamur Shitake Hambat HIV

Nawa Tunggal | Marcus Suprihadi | Selasa, 20 Desember 2011 | 16:02 WIB


KOMPAS/NAWA TUNGGALAneka jamur

TERKAIT:


JAKARTA, KOMPAS.com- Salah satu alasan Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi atau BPPT menyosialisasikan pentingnya konsumsi jamur pangan, karena di antaranya jamur shitake (Lentinus edodes) memiliki senyawa beta-glukan sebagai imunomodulator, juga mampu menghambat virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Virus HIV menurunkan sistem kekebalan tubuh bagi penderitanya yang kemudian disebut terserang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
"Berbagai jenis jamur pangan sangat baik untuk dikonsumsi, karena memiliki khasiat penting bagi kesehatan," kata Netty Widyastuti, seorang profesor riset bidang biologi, khususnya jamur, dari Pusat Teknologi Bioindustri BPPT, Selasa (20/12/2011) di Jakarta.
Kemampuan beta-glukan pada jamur shitake untuk menghambat HIV telah diuji dalam sebuah riset di Jepang. Menurut Netty, senyawa imunomodulator pada jamur pangan lainnya pada prinsipnya memiliki kemampuan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Pada berbagai jenis jamur pangan lainnya, beta-glukan juga diketahui sebagai penurun kolesterol, antihipertensi, antikanker, antivirus, dan antidiabetes. "Kelebihan senyawa beta-glukan pada jamur ini tidak pernah rusak, meskipun dengan cara pemasakan jamur pada suhu tertentu," kata Netty.
Netty mengatakan, konsumsi berbagai jenis jamur pangan juga meningkatkan kebugaran tubuh.
Beberapa jenis jamur pangan lainnya meliputi Volvariella volvaceae (jamur merang), Pleurotus sp (jamur tiram), Auricularia auricula (jamur kuping), dan Agaricus sp (jamur kancing).
Kandungan gizinya tinggi, mencakup protein, lemak tidak jenuh, serat, asam amino esensial, vitamin, mineral, hormon, dan  enzim. Peningkatan konsumsi jamur pangan bisa diharapkan untuk mengurangi jumlah kasus kekurangan gizi di Indonesia.

Berdasarkan data survei pada  tahun 2005, dari 366 kabupaten dan kota yang diamati masih terdapat  110 kabupatan dan kota (30 persen) rawan pangan dengan risiko tinggi. Kemudian 86 kabupatan/kota (18 persen) rawan pangan dengan risiko sedang.
Bagi penyandang penyakit degeneratif seperti diabetes, konsumsi jamur juga sangat penting. Badan Kesehatan PBB (WHO) memprediksikan  dalam 3 tahun ke depan penyandang diabetes di dunia dapat mencapai jumlah 300 juta orang.
Di Indonesia, pada tahun 2000 jumlah penyandang diabetes ini mencapai 5,6 juta orang dan diprediksikan pada tahun 2020 menjadi 8,2 juta orang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Compare hotel prices and find the best deal - HotelsCombined.com